Diduga Korban Persekusi, Kakek Tewas Gantung Diri

infopriangan.com, BERITA CIAMIS.  Seorang kakek bernama T (74), warga Dusun Cikawung, Desa Cintaratu, Kecamatan Lakbok, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, ditemukan meninggal dalam kondisi gantung diri di dalam warung miliknya.

Korban pertama kali ditemukan meninggal oleh istrinya yang menemukan surat di dapur rumah. Isi surat yang dibuat oleh korban tersebut, ia menyatakan permohonan maaf kepada keluarga atas perbuatan nekatnya dengan gantung diri.

IMG-20240923-WA0094
IMG-20240923-WA0094

Menurut YL anak korban mengatakan, dirinya mengaku kaget mendengar adanya jeritan yang dilakukan ibunya tersebut, dan setelah di cek ternyata ayahnya ditemukan menggantung.

“Saya mendengar ibu menjerit dan langsung mendatangi warung, terlihat bapak sudah meninggal,” ungkapnya.

Menurut YL, sebelum ayahnya ditemukan tewas, beberapa hari sebelumnya korban sempat didatangi oleh belasan warga yang merupakan tetangganya.

“Kedatangan massa itu untuk meminta penjelasan dari bapak saya yang dituduh telah melakukan perbuatan percobaan pembunuhan kepada tetangganya. Namun bapak saya tidak memberikan keterangan apapun kepada mereka,” ujarnya.

“Setelah kejadian itu, bapak terlihat murung namun beliau tidak mau bercerita apapun kepada keluarga,” tambahnya.

Pihak keluarga korban merasa perbuatan nekat T ini dilakukan diduga karena mengalami depresi akibat mendapat tekanan dari massa tersebut.

Pihak keluarga juga mengatakan, dugaan persekusi tersebut berawal ketika massa menganggap T dan temannya bernama MS mencoba melakukan perbuatan percobaan pembunuhan. Dengan cara ilmu hitam kepada salah satu tokoh masyarakat setempat dengan menabur garam di dekat rumah tokoh masyarakat, dan aksi mereka terekam kamera CCTV.

“Kemudian pada tanggal 18 November 2021 lalu, sekelompok massa mendatangi rumah MS untuk meminta keterangan. Pada tanggal 21 November 2021, massa kembali mendatangi rumah MS dan bapak saya pada sore harinya,” ujarnya.

“Salah satu warga mengatakan agar almarhum bapak saya segera bertobat dan mengaku perbuatannya,” tambah Y.

Ia juga menambahkan, usai kejadian itu, MS sempat di rawat di Puskesmas Sidaharja akibat sakit. Tiga hari kemudian, ayahnya ditemukan tewas gantung diri di warung miliknya.

Menurut MS, beberapa hari lalu dirinya dijemput oleh seseorang berinisial A dengan menggunakan kendaraan roda dua. Ia dibawa ke rumah salah seorang tokoh masyarakat berinisial HS dan sudah berkumpul belasan orang.

“Bahkan saudara A yang menjemput saya mengatakan, jika saya tidak ikut dan datang ke rumah tokoh masyarkat tersebut rumah saya habis,” ungkapnya.

“Saya dan T menaburkan garam atas dasar petunjuk yang saya terima dari sesepuh, dengan maksud dan tujuan untuk menjaga kondusifitas masyarakat Desa Cintaratu. Bahkan tidak hanya di depan rumah HS saja, tetapi sepanjang ruas jalan Desa Cintaratu dan Komplek Pasar pun saya taburi garam juga,” kata MS.

MS juga mengatakan, saat di rumah HS saya ditanya berbagai pertanyaan oleh seseorang yang mengaku dari penyidik. Namun dirinya tidak mengetahui penyidik dari mana.

“Bahkan ada seseorang dengan nada tinggi membentak-bentak saya dengan mengepalkan kedua tangannya seolah-olah hendak memukul,” tambahnya.

Sementara itu, Kepala Desa Cintaratu Ahmad Musadad mengatakan, pihaknya menyerahkan sepenuhnya kepada pihak kepolisian untuk menangani permasalahan tersebut.

BACA JUGA: Rumah Sarsih Akhirnya Dibangun PAC PP Rajadesa

“Sebelumnya kami Pemerintah Desa sudah berupaya melakukan musyawarah kedua belah pihak, namun belum menemukan titik terang,” ujarnya.

“Keluarga MS sudah mengadukan perihal masalah ini ke Polres Ciamis dan meminta perlindungan hukum akibat adanya tekanan tersebut,” pungkasnya. (Rizky, Kusmana/IP)

Bagikan dengan :
IMG-20240923-WA0094
IMG-20240923-WA0094
IMG-20240923-WA0094
IMG-20240923-WA0094
previous arrow
next arrow

Tinggalkan Balasan

error: Konten terlindungi. Anda tidak diizinkan untuk menyalin berita infopriangan