Komoditi Tidak Sesuai, KPM BPNT Kertahayu Kecewa

infopriangan.com, BERITA CIAMIS.  Puluhan Kelompok Penerima Manfaat (KPM), Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) Desa Kertahayu, Kecamatan Pamarican, Kabupaten Ciamis, gelar audiensi dengan Pemerintah Desa serta Tikor Kecamatan. Selasa, (01/03/2022).

Aksi tersebut sebagai bentuk ungkapan kekecewaan KPM terhadap sistem penyaluran dana bantuan, yang dianggap merugikan KPM.

IMG-20240923-WA0094
IMG-20240923-WA0094

Tidak hanya itu, KPM juga melakukan protes terhadap e-warung sebab komoditi yang mereka terima dengan harga mahal, serta kiloan yang kurang.

Pencairan kali ini, KPM menerima bantuan berupa uang tunai yang diterima melalui Kantor Pos sebanyak Rp. 600.000, untuk tiga bulan.

Namun sangat disayangkan ada tindakan intimidasi dari perseorangan maupun kelompok memaksa para KPM melakukan belanja di e-warung.

Salah seorang KPM, Monang mengatakan kedatangan para KPM ke desa, hanya ingin di fasilitasi agar bisa dipertemukan dengan TKSK Kecamatan untuk meminta kejelasan dalam aturan penyaluran BPNT kali ini.

“Kami sebenarnya ingin menanyakan, apakah pencairan uang Rp. 600.000 ini harus dibelanjakan sekaligus kedalam sembako ke e-warung,” paparnya

Menurutnya, sebelumnya ada ancaman yang dilontarkan oknum tertentu, jika KPM tidak membelanjakan ke e-warung, KPM tersebut bisa di pecat.

Lanjut Monang menyebutkan, KPM juga memiliki keluhan terhadap mahalnya komoditi yang dijual oleh e-warung yang dianggap melebihi harga pasaran. Apalagi setelah dilakukan timbangan, banyak komoditi yang ukuran kiloannya sangat kurang.

“Salah satu contohnya terdapat pada komoditi telur juga buah pir. Sangat terlihat secara signifikan kekurangan timbangan, apalagi harganya juga sangat mahal,” tuturnya.

Senada dengan Monang, salah satu KPM bernama Yadi juga mengatakan, pihaknya sangat menyayangkan kurangnya sosialisasi dari pemerintah terkait aturan pencairan BPNT kali ini.

“Sebelum melakukan pencairan, sebenarnya masyarakat dibuat bingung dengan setiap informasi yang ada di medsos mengenai mekanisme pembelanjaan uang dalam pencairana ini,” ungkapnya.

Informasi yang diterima masyarakat di medsos yaitu, KPM boleh melakukan pembelanjaan dimana saja, asalkan komoditi sesuai. Namun kenyataannya, KPM harus belanja di e-warung, dan ada bentuk ancaman,” ungkapnya.

Yadi juga menambahkan, saat ini para KPM memiliki tuntutan untuk segera dipertemukan dengan pendamping TKSK Kecamatan, untuk menjelaskan terkait aturan dari penyaluran BPNT.

“Jika tidak, kami akan menyusul ke kediaman TKSK tersebut untuk mendapatkan jawaban secara langsung mengenai hal ini,” tegasnya.

Sementara itu, seorang pengelola E-warung Ipad yang ada di Dusun Cisaar mengatakan, pihaknya mengaku tidak tahu menahu terkait adanya tindakan intimidasi terhadap KPM, yang memaksa mereka berbelanja ke e-warung.

“Saya sempat bertanya-tanya, kenapa di desa lain pencairan dilakukan di Kantor Desa, namun untuk di Kertahayu dilakukan di agen-agen. Namun saat itu saya lebih fokus melayani para KPM saja,” terangnya.

Ipad menjelaskan, dirinya tidak pernah memaksa KPM untuk membelanjakan semua uang tersebut ke agennya. Jika ada KPM yang hanya ingin berbelanja selama penyaluran dua bulan, dirinya juga menerima.

Ipad juga menambahkan, pihaknya mengaku tidak mengetahui adanya permasalahan ancaman pencoretan yang diterima oleh KPM mengenai masalah pembelanjaan.

“Terkait masalah coret mencoret itu ranahnya ada di TKSK bukan di agen, dan untuk komoditi, sebenarnya kami para e-warung sudah menjalin kerja sama dengan suplayer dalam hal ini Bumdes Bersama,” terangnya.

Sementara itu, Kepala Desa Kertahayu Yari Budiana mengatakan, pihaknya mengaku tidak mengetahui apapun prihal permasalahan tersebut.

“Kami pemerintah desa disini kapasitasnya hanya sebagai penyedia tempat, juga menampung aspirasi dari KPM. Selanjutnya kami serahkan kepada Tikor Kecamatan, juga TKSK,” jelasnya.

Lanjut Yari menambahkan, sebenarnya pihak desa sudah berusaha menghubungi TKSK untuk hardir dalam kegiatan audiensi, namun petugas tersebut sangat sulit untuk dihubungi.

“Setelah kami menerima informasi akan diadakannya audiensi ini, saya langsung menghubungi yang bersangkutan melalui sambungan telepon. Terhitung sampai 15 kali, namun sayang tidak ada jawaban,” ujarnya.

“Jangankan oleh saya, saat dihubungi oleh Tikor, beliau tidak juga menjawab, maka dari itu saya berencana akan membawa beberapa KPM untuk menemui dirinya,” pungkasnya. (Rizky/IP)

Bagikan dengan :
IMG-20240923-WA0094
IMG-20240923-WA0094
IMG-20240923-WA0094
IMG-20240923-WA0094
previous arrow
next arrow

Tinggalkan Balasan

error: Konten terlindungi. Anda tidak diizinkan untuk menyalin berita infopriangan