AA Ebit Aktivis Garut: Lestarikan Sungai Cisanggiri Dengan Ilmu Buhun

infopriangan.com, BERITA GARUT.
Lestarikan Sungai Cisanggiri dengan ilmu buhun (ilmu kuno), Sungai Cisanggiri berhulu di Gunung Mandalagiri, Kecamatan Cikajang dan bermuara di Pantai Cibaregbeg, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut.

Berbatasan dengan Daerah Aliran Sungai (DAS) Cimanuk, Cikaengan, Cibaluk, Cikaso dan Cipalebuh. Wilayah yang dilalui sungai Cisanggiri diantaranya Kecamatan Cikajang, Cihurip, Cisompet dan Cibalong.

IMG-20240923-WA0094
IMG-20240923-WA0094

Nama Sungai Cisanggiri terdiri dari tiga suku kata. Ci sering diartikan energi, Sang asal kata Sangiang yang artinya Tuhan dan Giri artinya Hutan. Jadi Cisanggiri mengandung filosopi sebuah kekuatan (energi) pegunungan yang dianugerahkan Tuhan untuk kita pelihara dan kita jaga keutuhannya agar bermanfaat secara alami bagi khalayak.

Demikian dikatakan AA Ebit seorang aktivis asal Garut dan sekarang sudah jadi politikus Partai Nasdem. Namun kata Ebit, kondisi Sungai Cisanggiri saat ini sangat menghawatirkan. Dimana kerusakan di hulu, sempadan, dan di muara sungai sudah semakin masif. 

Diantara penyebabnya adalah alih fungsi hutan di area tangkapan dan serapan air semakin meluas. Akibatnya kata Ebit, debit air ketika musim kemarau sangat kecil. Begitu juga sebaliknya, di musim hujan debitnya akan sangat tinggi dan tentunya akan mengakibatkan berbagai kerusakan akibat banjir.

Kerusakan lainnya kata Ebit, selain sedimentasi yang semakin meningkat, sampah – sampah non organik beracun juga sudah sangat menghawatirkan. Sehingga tingkat pencernaan sudah tidak bisa lagi ditolelir dan sangat mengganggu habitat serta keanekaragaman hayati sungai Cisanggiri.

Selain racun sampah, bahan kimia lain juga sering digunakan oleh oknum masyarakat untuk menangkap ikan.

“Terutama di musim kemarau, penggunaan bahan potasium atau portas untuk menangkap ikan di sungai Cisanggiri se akan – akan suatu hal yang lumrah. Padahal, itu termasuk perbuatan yang melanggar hukum”,  tutur Ebit.

Bahkan lanjut Ebit, ada beberapa jenis ikan asli di Sungai Cisanggiri yang sudah dianggap punah. Salah satunya ikan Hikeu.

Ebit juga menambahkan, dalam setiap sejarah, sungai merupakan tempat tumbuh dan berkembangnya suatu peradaban. Sungai merupakan identitas sebuah bangsa. Jadi peradaban atau kehidupan sosial manusia bisa ditentukan dengan keberadaan sungai. Karena warga sekitar Sungai Cisanggiri hendaknya sudah mulai berfikir sehat.

BACA JUGA: Persis: Tidak Akan Mendukung Salah Satu Caleg

“Apabila Sungai Cisanggiri dipenuhi sampah, diracuni hanya sekedar untuk mengambil ikan, dirusak lingkungannya. Ini mencerminkan ketidaktertiban masyarakat di sekitar Sungai Cisanggiri,” papar Ebit.

Untuk merencanakan, menata, melestarikan, dan memelihara sungai Cisanggiri kata Ebit, benar – benar diperlukan partisipasi masyarakat. Masyarakat, menurut Ebit, bisa saja secara guyub menerapkan dan menghormati kearifan lokal yang dianggap buhun. Misalnya dengan menghormati dan patuh pada larangan – larangan tertentu agar tidak dilakukan. (Liklik Sumpena/IP)

Bagikan dengan :
IMG-20240923-WA0094
IMG-20240923-WA0094
IMG-20240923-WA0094
IMG-20240923-WA0094
previous arrow
next arrow

Tinggalkan Balasan

error: Konten terlindungi. Anda tidak diizinkan untuk menyalin berita infopriangan