Harga Kedelai Naik, Perajin Tahu dan Tempe Se-Jabar Mogok Produksi

infopriangan.com, BERITA TASIKMALAYA. Dalam sebulan terakhir, harga kedelai melonjak tinggi. Hal itu sangat dirasakan perajin tahu dan tempe produksi rumahan seperti di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat.

Sebagai perajin tahu dan tempe, perajin terbiasa menghadapi kenaikkan harga kedelai sebagai bahan baku utama. Namun, kenaikkan kali ini tidak lagi bisa ditoleransi.

IMG-20240923-WA0094
IMG-20240923-WA0094

Perajin tahu dan tempe di Kota Tasikmalaya berencana melakukan aksi mogok produksi selama beberapa hari, yaitu Jum’at, Sabtu dan Minggu tanggal 28, 29 dan 30 Oktober 2022.

Selain melakukan mogok produksi, para perajin tahu dan tempe di pasaran juga akan mogok jualan. Pada, Sabtu, Minggu dan Senin tanggal 29, 30 dan 31 Oktober 2022.

Aksi mogok operasi dan jualan pada akhir pekan depan itu, berdasarkan instruksi yang telah disampaikan kepada para perajin dan pedagang tahu tempe di Jawa Barat melalui Surat Edaran (SE) Paguyuban Tahu – Tempe Jawa Barat, Nomor 009/PTT/JBR/X/2022.

Dalam surat itu, dituangkan tiga kesepakatan hasil musyawarah yang telah dilakukan pada, Sabtu (22/10/2022) lalu, yang hasilnya telah disepakati bahwa :

  1. Para perajin tahu tempe sepakat untuk meliburkan produksi pada hari Jumat, Sabtu dan Minggu tanggal 28, 29 dan 30 Oktober 2022. Kemudian, para penjual tahu dan tempe di pasaran akan mogok pada hari Sabtu, Minggu dan Senin tanggal 29, 30 dan 31 Oktober 2022.
  2. Menyepakati harga tahu cetak maupun takus naik sebesar Rp. 5.000/ papan atau naik 10-15 persen dari semula. Sedangkan, untuk harga tempe menyesuaikan.
  3. Pemberitahuan kepada pemerintah untuk memperhatikan dan memberikan kebijakan terhadap bahan baku tahu dan tempe.

Sekretaris Paguyuban Tahu – Tempe Tasikmalaya, Imin Muslimin mengaku alasannya, ia dan para pengusaha serta pedagang tahu tempe di Jawa Barat melakukan mogok antara lain semakin melonjaknya harga bahan baku di pasaran.

“Hingga saat ini harga kacang kedelai terus melonjak tinggi di pasaran sehingga berdampak terhadap produksi tahu dan tempe di Jawa barat,” kata Imin Muslimin. Senin, (24/10/2022).

Ia menambahkan, kenaikkan harga bahan baku itu diluar batas kewajaran dari biasanya. Saat ini, harga bahan baku sudah menyentuh harga Rp. 1.420.000 per kwintal. Sebelumnya, harga kacang kedelai berkisar Rp. 1.100.000 per kwintalnya.

“Betul kami akan mogok, karena bahan baku harganya terus melonjak. Naiknya tidak wajar, sekarang sudah 14,2 per kwintalnya. Rencana kami tiga hari mogok, tanggal 29 sampai 31 Oktober nanti,” terangnya.

Menurutnya, mogok operasi seluruh perajin tahu dan tempe di Kota Tasikmalaya sudah sepakat, pada akhir pekan depan akan melakukan itu.

Selain itu, para pedagang di pasaran juga telah menyepakati untuk mogok jualan, sesuai hasil rapat yang telah dilakukan bersama Paguyuban Tahu – Tempe Jawa Barat.

Lanjutnya, di Kota Tasikmalaya, sudah sepakat semua (pedagang dan perajin) akan ikut mogok karena sudah deal pada rapat kemarin. Jadi ini selain mogok produksi, akan mogok jualan juga.

“Jika harga naik terus buat perajin dan pedagang keberatan, apalagi sekarang jualan sedang sepi, ditambah bahan baku naik, otomatis penghasilan jadi berkurang,” sambungnya.

Tidak hanya itu, kenaikkan harga kedelai juga dirasakan para pedagang tahu dan tempe di sejumlah pasar yang berada di Kota Tasikmalaya, Jawa barat.

Seperti yang dirasakan salah seorang pedagang tahu di Pasar Tradisional Cikurubuk, Kota Tasikmalaya, Yayan (47) warga Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat.

Menurutnya, kenaikkan harga bahan baku sudah terjadi sejak awal tahun 2022. Selain itu, para pedagang juga menduga naiknya harga bahan baku diakibatkan oleh naiknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM).

“Iya (harga) terus naik, ini sudah lama sejak tahun ini, dari mulai tahun baru. Naiknya dari tahun baru, terus melonjak tidak turun-turun harganya, parah pokoknya. Ditambah lagi kemarin naiknya harga BBM. Sepanjang tahun ini, bahan baku tidak pernah turun harganya,” ujarnya.

Yayan menambahkan, harga jual di pasaran tidak bisa semena-mena dinaikkan oleh pedagang. Namun, harus ada kesepakatan dari Paguyuban Tahu – Tempe di daerah.

Beberapa waktu lalu, paguyuban menyepakati telah menaikkan harga Rp. 100 per buah, sehingga tahu yang biasa dijual Rp. 400, sekarang jadi Rp. 500 per buah. Jika saat ini harganya tidak dinaikkan akan merugikan pedagang.

Pasalnya, selain bahan baku naik, fasilitas pendukung lainnya seperti kantong plastik untuk membungkus tahu juga ikut naik.

“Ini kemarin hasil kesepakatan dari Paguyuban, katanya harganya dinaikkan seratus rupiah per buah. Jadi yang biasanya jual 400 per buah, sekarang 500 per buah. Jika harganya yang sekarang tetep menjual segini kayaknya tidak akan bisa. Karena tidak sesuai, apa-apa segala naik, harga plastik juga naik. Jika jual harga tetap, otomatis kita tidak akan bisa,” ucap Yayan.

BACA JUGA: Si Jago Merah Lahap Ruko Hingga Ludes

Yayan menambahkan, dengan kondisi saat ini, daya beli masyarakat sangat berkurang. Selain harga yang terus merangkak naik, juga faktor ekonomi yang melemah. Ia berharap, harga tahu dan tempe bisa kembali normal.

“Naiknya harga, daya beli masyarakat sekarang kurang. Mungkin karena faktor ekonomi juga lagi susah. Harapannya bisa kembali normal, agar kita yang jualan juga tidak susah seperti sekarang,” pungkasnya. (Aa Fauzy/IP)

Bagikan dengan :
IMG-20240923-WA0094
IMG-20240923-WA0094
IMG-20240923-WA0094
IMG-20240923-WA0094
previous arrow
next arrow

Tinggalkan Balasan

error: Konten terlindungi. Anda tidak diizinkan untuk menyalin berita infopriangan