Menakar Modalitas Kontestasi Bakal Calon Bupati Ciamis

infopriangan.com, BERITA CIAMIS. Sebagian masyarakat Ciamis memprediksi pada Pilkada Nopember Menakar Modalitas Kontestasi Bakal Calon Bupati Ciamis November 2024 nanti, mantan Bupati Ciamis periode 2019-2024 Herdiat Sunarya ( HS) berat dikalahkan dengan siapapun wakilnya, apalagi kalau wakilnya adalah mantan wabupnya, Yana D Putra ( YDP), yang berarti mengulang HY jilid II.

Prediksi di atas memang mempunyai basis argumentasi yang jelas kalau dilihat dari perspektif teori modalitas kontestasi pilkada dimana seorang yang akan manjadi kontestan pilkada setidaknya harus memiliki empat modal, yaitu: modal sosial, modal politik, modal ekonomi dan modal budaya.

IMG-20240923-WA0094
IMG-20240923-WA0094

Pertama, modal sosial yang diukur dengan tiga variabel, yaitu trust dari masyarakat, interaksi sosial dan network pendukung, kalau dikomparasi dengan bakal calon (bacalon) lainnya, sejauh ini HS lebih unggul pada variabel interaksi sosial dan network pendukung.

Hal ini wajar, karena ia adalah mantan Bupati yang baru lengser, dikenal sebagai bapak olahraga Ciamis serta punya network langsung dan tidak lansung dengan beberapa segmen masyarakat dari mulai kelompok usia dini beserta ibu-ibunya, pemuda sampai lansia.

Keunggulan interaksi sosial dan network pendukung HS ini bisa saja dikalahkan jika bacalon kompetitornya diusung oleh varian parpol yang mesin partainya jalan ditambah relawan yang merefresentasikan berbagai kelompok masyarakat dengan segala background dan interestnya.

Terkait trust dari masyarakat, bacalon kompetitor HS bisa mengkampanyekan program populis yang tidak disuarakan HS sekaligus mengcounter program HS yang gagal dilaksanakan selama menjabat Bupati.

Dengan strategi ini, trust kepasa HS bisa saja menurun, apalagi sejak Maret sampai April 2024 ada pemberitaan terkait dugaan korupsi berbagai kegiatan pembangunan Ciamis semasa regime HS tanpa ada counter dari pihak HS.

Terkait modal kedua, yaitu modal politik yang variabelnya antara lain kepemilikan jabatan politik, adanya dukungan parpol serta tim sukses yang solid, HS tidak terlalu kuat dibanding kompetitor lainnya. Saat ini HS sudah tidak mempunyai jabatan politik yang mentereng pasca lengser dari bupati Ciamis, dukungan parpolpun masih berproses serta tim sukses yang belum menunjukan kualitasnya dalan mengcounter isu-isu yang langsung atau tidak langsung merugikan akseptabilitas dan elektabilitas HS, seperti pemberitaan terkait dugaan korupsi berbagai program pembangunan semasa kepempiminan HS.

Sementara beberapa kompetitor HS, saat ini ada yang memiliki jabatan politik mentereng, menjadi ketua atau tokoh partai dan diusung oleh partainya sebagai bacalon. Terkait tim sukses, bisa dimanage untuk solid jika sudah terjadi koalisi antar partai dalam pengusungan calon.

Modal ketiga, yaitu modal ekonomi berupa variabel dukungan dana pribadi dan dukungan dana sumbangan. Terkait hal ini HS mempunyai keunggulan dibanding kompetitornya dalam hal dukungan dana pribadi. Sebab berdasarkan data dari LHKPN, harta kekayaan HS di atas para bacalon kompetitornya.
Tetapi walaupun begitu, angkanya masih dibawah angka prediksi kebutuhan pencalonan yang berkisar antara 30-40 M.

Karenanya baik HS maupun bacalon lain perlu suntikan dana sumbangan pihak lain. Untuk menggaet sumbangan pihak lain, baik HS maupun bacalon lain akan menghadapi kesulitan yang sama, yaitu meyakinkan donatur untuk menyumbang berbasis kesamaan visi misi, bukan transaksi material dalam bentuk ijonisasi proyek pembangunan.

Karenanya penyusunan visi misi program yang menyentuh semua lapisan masyarakat menjadi sebuah keniscayaan.

Terkait modal keempat, yaitu budaya yang berupa variabel latar belakang pendidikan, latar belakang keturunan dan adanya gelar prestise, HS mempunyai keunggulan dibanding bacalon lain, misalnya gelar Dr yang disandang HS, sosok keluarga besar Sunarya serta penghargaan sebagai bapak olahraga dengan PSGC sebagai iconnya.

Dengan keunggulan yang dimiliki pada keempat modal kontestasi di atas, HS punya peluang lebih besar untuk memenangkan kontestasi. Tetapi pencoblosan masih tujuh bulanan lagi. Rentang waktu ini bisa dipergunakan oleh bacalon lain untuk mengejar kelemahan modalitas kontestasinya dari HS, terutama modal sosial berupa konsolidasi network basis, penguatan interaksi sosial dengan berbagai group serta menaikan trust masyarakat melalui tawaran kontrak sosial kesejahteraan yang populis.

BACA JUGA: Calon Haji Kloter Pertama Asal Garut Segera Diberangkatkan

Kalau penguatan pada empat modal itu bisa dilakukan secara akseleratif pada tujuh bulan sebelum pencoblosan, bukan hal yang berat untuk mengalahkan HS. Tentu di atas semua usaha, harus ada keyakinan kolektif ” yakin usaha sampai” antara bacalon, partai pengusung dan relawan. (Endin Lidinillah)

Bagikan dengan :
IMG-20240923-WA0094
IMG-20240923-WA0094
IMG-20240923-WA0094
IMG-20240923-WA0094
previous arrow
next arrow

Tinggalkan Balasan

error: Konten terlindungi. Anda tidak diizinkan untuk menyalin berita infopriangan