Menumbuhkan Kesadaran Terhadap Sampah

infopriangan.com, TELISIK OPINI.  Sampah telah menjadi isu dunia. Tumpukannya menggunung di daratan. Baunya yang membumbung di udara. Bahkan jutaan ton sampah bisa sampai terombang-ambing ombak mengapung di lautan. Setiap harinya masyarakat Indonesia menghasilkan sampah dengan jumlah yang sangat banyak. Apalagi, produksi sampah bertambah banyak seiring peningkatan jumlah penduduk.

Tidak bisa dibayangkan jika tidak ada petugas kebersihan seperti saat ini yang senantiasa setia membersihkan sampah-sampah yang bertumpuk dan berserakan. Jika satu hari saja mereka tidak bekerja, maka sampah akan berserakan dan menumpuk di pinggir-pinggir jalan. Sampah yang menumpuk akan menimbulkan penyakit, sedangkan sampah yang menumpuk di selokan menyebabkan selokan tersumbat dan menyebabkan banjir saat musim hujan.

IMG-20240923-WA0094
IMG-20240923-WA0094

Saat ini kesadaran masyarakat terhadap masalah kebersihan sampah masih rendah. Perilaku buruk yang sering dilakukan masyarakat pengguna jalan seperti membuang sampah botol bekas tempat minuman dan plastik pembungkus makanan di sembarang tempat baik oleh pengendara sepeda motor maupun mobil.

Hal yang sering terlihat, setelah petugas kebersihan membersihkan jalan, lalu ada orang dengan sengaja membuang sampah di pinggir jalan tanpa mempedulikan petugas yang telah membersihkan jalan tersebut. Padahal tanggung jawab menjaga kebersihan adalah tanggung jawab bersama seluruh warga, bukan hanya dibebankan kepada petugas kebersihan.

Dalam menjaga dan memelihara kebersihan lingkungan terutama kebersihan jalan raya, petugas kebersihan merupakan ujung tombak dalam kebersihan khususnya kebersihan lingkungan jalan raya. Tidak berlebihan jika petugas kebersihan disebut pahlawan. Sungguh mulia pekerjaan mereka. Mereka adalah pahlawan kebersihan atau pahlawan lingkungan, karena dengan keberadaan mereka lingkungan menjadi bersih dan terawat sehingga kita dapat terhindar dari berbagai macam penyakit.

Kita lihat pada masa pandemi kemarin, petugas kebersihan tetap melaksanakan tugasnya membersihkan lingkungan. Meski ada rasa khawatir terpapar virus namun rasa tanggung jawab untuk menjaga kebersihan lingkungan lebih besar, begitu juga mengingat keberadaan anak istri mereka yang harus diberi makan.

Apakah petugas kebersihan merupakan pekerjaan yang esensial? Jelas, karena petugas kebersihan harus melaksanakan tugasnya setiap hari dan tidak bisa dilaksanakan dari rumah atau yang dikenal dengan istilah work from home. Sudah selayaknya penghargaan terhadap pekerjaan petugas kebersihan berupa tunjangan hari raya atau gaji ke 13 diberikan pemerintah daerah, tentu agar dapat meningkatkan kinerja mereka.

Lalu bagaimana Islam memandang masalah sampah ini?

Islam adalah agama yang sempurna, tidak ada satu hal dalam kehidupan kita melainkan Islam telah memberikan arahan dan petunjuknya. Semua kandungan ajaran dalam Islam bertujuan untuk menjadikan manusia hidup bahagia dan sejahtera di dunia dan akhirat.

Selain masalah kebersihan diri, Islam juga sangat memperhatikan kebersihan lingkungan yang ada di sekitar kita. Karena sebagai agama yang menjadi rahmat bagi seluruh alam, Islam tidak akan membiarkan manusia merusak atau mengotori lingkungan sekitarnya.

Tidak seperti sistem demokrasi yang diterapkan hari ini dimana aturan buatan manusia yang jelas-jelas tak menyelesaikan persoalan tidak bisa diharapkan. Kita tentu masih ingat dengan maraknya impor sampah beberapa waktu lalu.

Indonesia adalah negara yang kaya raya hanya bisa kuat dan berdaya, baik ke dalam maupun ke luar negeri ketika punya landasan kokoh yakni ideologi dan diurus dengan aturan yang benar, yakni aturan-aturan Islam. Islam sendiri memiliki mekanisme pengelolaan sampah.

Dalam Islam, pengelolaan sampah dibingkai dalam tiga kerangka besar, yakni:

Pertama, Individual.

Dalam kerangka individual, Islam mendorong kesadaran individu terhadap kebersihan, sebagaimana hadis Rasulullah SAW: “Islam itu bersih, maka jadilah kalian orang yang bersih. Sesungguhnya tidak masuk surga kecuali orang-orang yang bersih.” (HR. Baihaqi).

Pemahaman tentang kebersihan yang mendasar ini menumbuhkan kesadaran individual untuk pemilahan sampah dan pengelolaan sampah rumah tangga secara mandiri.

Pengurangan sampah secara individual dapat dilakukan dengan mengonsumsi sesuatu secukupnya, makanan misalnya. Upaya minimalisir juga tertancap dalam gaya hidup Islami, karena setiap kepemilikan akan ditanya tashoruf-nya (pemanfaatannya). Bernilai pahala atau berbuah dosa.

Kedua, Komunal.

Pada kondisi-kondisi tertentu, upaya individual menjadi sangat terbatas dalam pengelolaan sampah. Karena itulah upaya pengelolaan sampah komunal diperlukan. Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah Ta’ala itu baik dan menyukai kebaikan, bersih dan menyukai kebersihan, mulia dan menyukai kemuliaan, bagus dan menyukai kebagusan. Oleh sebab itu, bersihkanlah lingkunganmu.” (HR. At-Tirmidzi).

Pengelolaan sampah komunal dilakukan dengan prinsip taawun, bekerja sama dalam kebaikan. Bahkan bisa jadi antar masyarakat terdapat aghniyaa’ (orang kaya) yang bersedia mewakafkan tanahnya untuk mengelola sampah komunal. Masyarakat dapat dibebani kewajiban membakar, memilah atau mengelola secara bergantian.

Ketiga, Peran Pemerintah.

Kekhilafahan Islam telah mencatat pengelolaan sampah sejak abad 9-10 M. Pada masa Bani Umayah, jalan-jalan di Kota Cordoba telah bersihdari sampah karena ada mekanisme menyingkirkan sampah di perkotaan yang idenya di bangun oleh Qusta ibn Luqa, ar-Razi, Ibn al-Jazzar dan al-Masihi.

Tokoh-tokoh Muslim ini telah mengubah konsep sistem pengelolaan sampah yang sebelumnya hanya diserahkan pada kesadaran masing-masing orang, karena di perkotaan padat penduduk telah berpotensi menciptakan kota yang kumuh. (Lutfi Sarif Hidayat, 2011).

Sebagai perbandingan, kota-kota lain di Eropa pada saat itu belum memiliki sistem pengelolaan sampah. Sampah-sampah dapur di buang penduduk di depan-depan rumah mereka hingga jalan-jalan kotor dan berbau busuk. (Mustofa As-Sibo’i, 2011).

Kebersihan membutuhkan biaya dan sistem yang baik, namun lebih dari itu perlu paradigma mendasar yang menjadi keseriusan pengelolaan sampah. Pengelolaan sampah merupakan upaya preventif dalam menjaga kesehatan.

Edukasi masyarakat dapat dilakukan Pemerintah dengan menyampaikan pengelolaan sampah yang baik merupakan amal salih yang dicintai Sang Pencipta. Oleh karena itu, kesadaran untuk menggunakan sistem yang langsung berasal dari Sang Khalik adalah menjadi hal yang urgen untuk menjadikan Indonesia dan dunia lebih baik.

Demikianlah pengaturan Islam dalam kehidupan yang jika aturannya diterapkan akan membawa banyak kebaikan dan keberkahan. Wallahu a’lam bishshawwab. (Tawati/IP)

Bagikan dengan :
IMG-20240923-WA0094
IMG-20240923-WA0094
IMG-20240923-WA0094
IMG-20240923-WA0094
previous arrow
next arrow

Tinggalkan Balasan

error: Konten terlindungi. Anda tidak diizinkan untuk menyalin berita infopriangan