Pahlawan Devisa Asal Pangandaran Meninggal Di Malaysia Karena Sakit

infopriangan.com, BERITA PANGANDARAN. Isak tangis pecah, saat kedatangan kendaraan ambulan yang membawa peti jenazah Dede Wahyu Saputra (24). Dede meninggal dunia di Serawak Malaysia. Sebelum meninggal, pahlawan devisa asal warga Desa Cibuluh RT 05 RW 01, Kecamatan Kalipucang, Kabupaten Pangandaran ini dikabarkan sakit. Dirawat di rumah sakit di Serawak, Malaysia.

Tampak hadir dalam proses penerimaan jenazah, Kepala Dinas Ketenagakerjaan, Industri Dan Transmigrasi Kab Pangandaran Drs. Sobar Sugema dan Kasi Ketenagakerjaan Suparman, sekaligus menyampaikan bantuan dari Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata kepada pihak keluarga almarhum.

IMG-20240923-WA0094
IMG-20240923-WA0094

Kepala Dinas Ketenagakerjaan, Industri dan Transmigrasi Kabupaten Pangandaran Drs Sobar Sugema mengatakan, sebelumnya dia telah menerima surat dari pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Malaysia atas meninggalnya seorang TKI asal Desa Cibuluh, Kecamatan Kalipucang.

Kata Sobar, almarhum berangkat menjadi TKI secara resmi atau legal. “Kami telah menerima kabar meninggalnya satu orang TKI asal Kabupaten Pangandaran dari pihak KBRI dan PJTKI,” ungkap Sobar. Minggu, 22 Juli 2020.

Menurut Sobar, proses pemulangan jenazah mulai dari hospital sampai ke kampung halamannya dibantu oleh pihak KBRI dan PJTKI.

“Sedangkan dari pemerintah daerah membantu untuk proses pemakaman jenazahnya,” ujar Sobar.

Ida Nurjanah (29) kakak kandung dari Dede Wahyu Saputra (almarhum) menceritakan, adiknya berangkat dan bekerja di sebuah pabrik triplek di Malaysia sejak 1,2 tahun yang lalu.

“Saat berangkat jadi TKI adik saya sehat-sehat aja,” ujar Ida.

Namun dirinya sempat mendapat kabar melalui telepon pada tanggal 28 Juni 2020 bahwa adiknya mengalami keluhan pada bagian gusi dan kaki.

“Kata adik saya, dia mengeluh karena ada pembengkakan pada bagian gusi dan kakinya lemas dan berobat ke klinik di Serawak,” kata Ida.

Namun setelah sekian lama, dirinya mengaku tidak pernah lagi menerima kabar kondisi kesehatan dari adiknya tersebut.

Namun pada Selasa, 21 Juli 2020 dini hari, dirinya kembali mendapat telpon dari adiknya (Dede) yang menyampaikan keluhan yang sama yaitu mengalami pembengkakan pada gusi dan bagian kakinya dan dibawa oleh majikannya ke hospital (rumah sakit). Namun nyawanya tak tertolong dan meninggal pada tanggal 22 Juli 2020 atau sehari setelah dirawat.

“Setelah satu hari dirawat di rumah sakit, adik saya mengalami koma dan dikabarkan meninggal dunia,” ujar Ida.

Dirinya menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu proses pemulangan.

“Mewakili keluarga, kami juga berterima kasih kepada Pak Bupati Jeje Wiradinata dan Pak Kadis Nakertrans yang sudah memberikan perhatian kepada kami,” ucap Ida.

Proses pemakaman jenazah tanpa menggunakan APD dan berjalan dengan hikmat dan lancar. Hanya saja orangtua almarhum masih terlihat shock.

Berdasarkan isi surat yang dikeluarkan oleh Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Kuching Malaysia, atas nama Dede Wahyu Saputra meninggal dunia pada hari Rabu, 22 Juli 2020 dikarenakan sakit, (multiorgan failure deu to saptic shock and hemorrhagic shock of hematological malignancy).

Almarhum sebelumnya bekerja di perusahaan Magna-Foremost Sdn.Bhd beralamat di Jepak Industrial Estate 90713 Bintulu Sarawak, Malaysia.

Kemudian jenazah di bawa pulang ke Indonesia 24 Juli 2020 menggunaan jalur darat dari Bintulu ke perbatasan Tebedu-Entikong, lalu pada 25 Juli 2020. Jenazah dibawa ke Pontianak menggunakan ambulan.

Selanjutnya jenazah diterbangkan dari Pontianak tujuan Jakarta menggunakan pesawat Nam Airline pukul 17.00 waktu setempat. Tiba di Jakarta pukul 18.30 WIB. (Iwan Mulyadi/IP)

Bagikan dengan :
IMG-20240923-WA0094
IMG-20240923-WA0094
IMG-20240923-WA0094
IMG-20240923-WA0094
previous arrow
next arrow

Tinggalkan Balasan

error: Konten terlindungi. Anda tidak diizinkan untuk menyalin berita infopriangan