Ribuan Petani di Cisompet Manfaatkan Kartu Tani

infopriangan.com, BERITA GARUT. Sejak beberapa bulan terakhir, petani di Cisompet, Kabupaten Garut, Jawa Barat mengeluh. Sebab harga pupuk kian hari semakin mahal. Disamping mahal, pupuk juga semakin langka di pasaran, terutama pupuk jenis Urea dan TSP.

Namun kondisi seperti itu sedikit mereda. Sebab sejak Jum’at (13/01/2023) para petani yang telah memilik kartu tani, bisa membeli pupuk bersubsidi di kios-kios yang telah ditunjuk pemerintah.

IMG-20240923-WA0094
IMG-20240923-WA0094

Berdasarkan data yang dihimpun infopriangan.com, di beberapa kios, harga pupuk bersubsidi seperti pupuk jenis urea berwarna merah sekitar Rp. 161.500 setiap karungnya. Pupuk jenis phonska sekitar Rp. 172.300 setiap karung. Tiap karung masing-masing berisi 50 kg. Sedangkan untuk pupuk non subsidi, jenis Urea dan TSP setiap karungnya berkisar Rp. 380.000 dan Rp. 400.000. Itupun stoknya sangat terbatas.

“Alhasil, kami yang tidak memiliki kartu tani tidak bisa membeli pupuk. Karena pupuknya tidak ada,” kata Dadang. Sabtu, (14/01/2023) kepada infopriangan.com di Cisompet.

Sementara itu bagi para petani yang telah mengantongi kartu tani, tidak serta merta dapat membeli pupuk seenaknya. Mereka, tetap saja harus membeli sesuai dengan jumlah yang telah ditentukan sebagaimana tercantum pada kartu masing-masing.

Namun begitu, sejumlah petani pemanfaat Kartu Tani mengaku heran. Sebab banyak terjadi keganjilan-keganjilan saat membeli pupuk bersubsidi. Seperti yang dialami oleh Hadnan dan Jajang. Mereka berdua hanya bisa membeli pupuk sebanyak 19 kg untuk satu tahun.

“Padahal, untuk satu musim tanam saja, kami biasa menghabiskan pupuk dalam kwintalan. Apalagi untuk satu tahun.” kata Jajang terheran-heran.

Lain halnya dengan Agus, dirinya mengaku sangat senang. Sebab, Agus berdasarkan pengecekan pada kartunya, bisa membeli pupuk bersubsidi sebanyak delapankoma lima kwintal untuk satu tahun.

Beda lagi dengan yang dialami Dani Ramdani dan Rini Nurcahyani istrinya. Keluarga ini malah mendapat tiga kartu tani. Dani mendapat satu kartu. Sedangkan Rini mendapat dua kartu tani. Rini mengaku bahwa di kampungnya terdapat dua kelompok tani, Rini diklaim sebagai anggota kedua kelompok tani tersebut. Namun begitu, Dani dan Rini sampai saat ini belum memanfaatkan ketiga kartu tersebut.

BACA JUGA: Kapolsek Cipaku Amankan Objek Wisata Waterboom

“Untuk apa pupuk, kami tidak punya tanah setapak ayam pun,” kata Rini.

Sementara salah seorang pemilik kios Oyot Sonjaya, mengatakan tidak tahu tentang kejanggalan-kejanggalan tersebut. Sebab kata Oyot, dirinya hanya bertugas menyalurkan pupuk bersubsidi saja.

“Entahlah, mungkin saja terjadi human eror,” tutur Oyot.

Masih menurut Oyot, penyaluran pupuk tersebut dilaksanakan secara bertahap. Artinya,para pemegang kartu tani, hanya bisa membeli pupuk sebagian saja terlebih dahulu. Dari dua kwintal haynya satu kwintal yamh bisa dibeli dalam satu tahun. Sisanya hanya bisa bisa dibeli dengan jeda waktu yang tidak ditentukan. (Liklik Sumpena/IP)

Bagikan dengan :
IMG-20240923-WA0094
IMG-20240923-WA0094
IMG-20240923-WA0094
IMG-20240923-WA0094
previous arrow
next arrow

Tinggalkan Balasan

error: Konten terlindungi. Anda tidak diizinkan untuk menyalin berita infopriangan