Tuberkulosis Meningkat Butuh Solusi Penanganan Tepat

infopriangan.com, BERITA NASIONAL. Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular yang bisa menimpa semua usia, termasuk anak-anak. Penyakit tuberkulosis disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis.

Umumnya TBC menyerang paru, akan tetapi TBC juga dapat menyerang organ lain di luar paru seperti kelenjar getah bening, selaput otak, tulang, usus, ginjal, kulit, dan lain sebagainya.

IMG-20240923-WA0094
IMG-20240923-WA0094

Hingga saat ini, penyakit TBC masih menjadi masalah kesehatan yang serius di Indonesia. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) merilis data bahwa Indonesia menduduki peringkat kedua di dunia dengan jumlah kasus penyakit tuberkulosis (TBC) terbanyak.

Kasus TBC di Indonesia telah mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Tercatat, dari tahun 2021, kasus TBC ada 443.235 dan meningkat menjadi 717.941 di tahun 2022. Lalu data sementara untuk 2023 ada 118.438 kasus.

Khusus untuk TBC anak juga mengalami peningkatan signifikan, dari 42.187 kasus tahun 2021 meningkat menjadi 100.726 kasus di tahun 2022 dan 18.144 kasus pada tahun 2023.

Jika melihat fakta, makin meningkatnya kasus TBC di Indonesia dan dunia tidaklah terjadi begitu saja. Beberapa faktor seperti penanganan yang kurang maksimal, sebagian individu beranggapan bahwa penyakit TBC ini adalah jenis penyakit turunan yang tidak akan mudah menular. Disamping itu minimnya pemahaman mereka akan gejala penyakit ini hingga tanpa disadari penyakit ini menular dari orang yang satu ke orang yang lain.

Lingkungan dan sanitasi yang buruk turut juga memperberat kasus TBC utamanya masyarakat ekonomi ke bawah. Daerah dengan kondisi kumuh dan tidak terawat dapat menjadi faktor penyebaran TBC, utamanya jika masyarakat cenderung abai terhadap gejala TBC yang dialaminya.

Faktor ekonomi dan kemiskinan berpengaruh signifikan juga terhadap kasus TBC. Kondisi ekonomi yang buruk memiliki kemungkinan yang tinggi untuk terjangkit TBC daripada orang kaya. Banyak kita jumpai warga miskin yang kesulitan mengakses layanan kesehatan secara optimal. Kalaupun dapat layanan, itu pun ala kadarnya. Rendahnya pendidikan masyarakat adalah karena masyarakat miskin juga tidak bisa mengakses pendidikan secara layak.

Beberapa faktor di atas sebetulnya hanyalah penyebab cabang. Adapun faktor utama dari masalah ini adalah adanya penerapan sistem buatan manusia (kapitalisme-sekuler) yang menjadikan manfaat sebagai asas dalam mengatur kehidupan termasuk dalam hal kesehatan.

Saat ini kesehatan seluruh masyarakat seolah bukanlah sesuatu yang wajib diurusi secara maksimal, hal ini terbukti dari peningkatan berbagai jenis penyakit ditengah mereka juga nampak dari minimnya pemahaman sebagian orang akan penyakit tertentu seperti TBC ini.

Artinya, persolan edukasi dan penanganan ini sangat minim dilakukan. Hal seperti ini bukanlah sesuatu yang mengherankan dalam sistem kapitalisme saat ini. Sebab, hampir semua persoalan hidup penyelesainnya dikembalikan pada individu masing masing.

Maka, tidak heran jika kesehatan pun seolah menjadi komoditas yang diperjualbelikan. Seolah untuk orang-orang mampu saja yang bisa menikmati layanan kesehatan yang terbaik. Tentu, kondisi ini sangat menyakitkan sebab sebagian besar penduduk negeri ini berada dibawah garis kemiskinan.

Begitulah kondisi hari ini saat sistem kapitalisme dijadikan pijakan dalam mengatur kehidupan. Sedangkan Islam sebagai dien yang sempurna yang berasal dari Sang Pencipta manusia, berpandangan bahwa kesehatan merupakan bagian dari kebutuhan pokok individu yang wajib dipenuhi oleh negara secara maksimal dan merata.

Dengan pandangan ini, maka negara akan menjaga setiap warga negaranya dari segala bahaya apapun termasuk dari penyakit menular TBC, dengan penanganan yang terbaik. Seperti peningkatan daya tahan tubuh masyarakat, memberikan bantuan pemenuhan kebutuhan pokok individu maupun masyarakat dalam hal sanitasi, air bersih juga pemukiman yang sehat. Dan tidak kalah penting adalah penyediaan fasilitas, sarana dan prasarana kesehatan yang terbaik.

Artinya, bahwa negara akan mengurusi secara penuh persoalan kesehatan ini tanpa melibatkan pihak lain apalagi mengembalikannya pada individu masing masing. Tentu, hal ini bukanlah sesuatu yang sulit dilakukan oleh negara.

BACA JUGA: Polsek Mangkubumi Intensifkan Patroli Objek Vital

Sebab, fungsi negara dalam pandangan Islam adalah sebagai Ra’in (periayah) yang akan mengurusi urusan seluruh warga negaranya dalam seluruh aspek kehidupan termasuk aspek kesehatan. Dan hal ini didukung penuh oleh sistem ekonomi yang pembiayaan sumbernya langsung dari Baitul Mal.

Dengan kondisi demikian tentunya persoalan kesehatan akan mudah diakses oleh setiap indidvidu dan masyarakat secara merata baik dalam hal pelayanan maupun fasilitas kesehatan yang berkualitas. (Tawati/IP)

Bagikan dengan :
IMG-20240923-WA0094
IMG-20240923-WA0094
IMG-20240923-WA0094
IMG-20240923-WA0094
previous arrow
next arrow

Tinggalkan Balasan

error: Konten terlindungi. Anda tidak diizinkan untuk menyalin berita infopriangan