Manusia Silver Dirazia Pol PP Kota Tasikmalaya

infopriangan.com, BERITA TASIKMALAYA. Keberadaan manusia silver di Kota Tasikmalaya kian marak dan dianggap menimbulkan keresahan di masyarakat. Sehingga Satuan Polisi Pamong Praja Kota Tasikmalaya, melakukan razia sejumlah manusia silver di beberapa ruas jalan. Kamis, (10/09/2020).

Dari razia itu belasan manusia silver, anak jalanan, badut serta sejumlah pengemis berhasil di amankan Pol PP Kota Tasikmalaya.

IMG-20240923-WA0094
IMG-20240923-WA0094

Razia dilakukan di beberapa titik perempatan jalan raya padat lalu lintas di wilayah perkotaan. Seperti perempatan Mitra Batik, Citapen-Alun-Alun, Padayungan.

Totalnya yang terjaring dalam razia kali ini adalah 14 orang. Dengan rincian lima manusia silver, empat anak jalanan, satu pengemis, satu pengamen, satu tukang ronggeng monyet dan dua badut jalanan.

Kabid Trantibum Satpol PP, Yogi Subarkah mengatakan, razia ini dilakukan karena banhaknya laporan dari masyarakat pengguna jalan.

“Ya aktivitas mereka untuk berekspresi tak dilarang. Tapi jangan di perempatan jalan karena itu menganggu aktivitas pengguna jalan. Kita amankan demi keselamatan mereka juga,” ujar Yogi usai razia kepada infopriangan.com.

Sementara Kasi Rehabilitasi, Tuna Sosial dan Napza Dinas Sosial Kota Tasikmalaya, Nining Rukmini menuturkan, mereka yang terjaring ini kebanyakan pemain lama. Mereka sempat mendapatkan bantuan pelatihan dari pihaknya.

“Ya ini kan kembali kepada dirinya masing-masing. Kami terus berusaha mengedukasi mereka. Jadi tetap kami data mereka dan terus kami lakukan pembinaan,” kata dia.

Dia mengakui, khususnya manusia silver ini memang lagi marak di Kota Tasik. Kebanyakan manusia silver ini sebelumnya mempunyai pekerjaan.

“Ada yang jadi kuli di tempat proyek. Karena pandemi Covid-19 mereka jadi menganggur jadi untuk menyambung hidup jadi manusia silver. Tapi kalau Covid berakhir dia akan kembali menjadi kuli bangunan,” ujarnya.

Sementara itu salah seorang manusia silver, DR (25) mengakui, dirinya sebelum melakoni profesi ini adalah seorang pekerja bangunan. Namun karena Covid, order pekerja bangunan menjadi sepi.

“Ya saya kan harus tetap menghidupi keluarga. Makanya jadi manusia silver sama teman-temannya lainya. Jadi membuat komunitas. Per hari kadang dapat Rp 70 ribu,” katanya.

Jelas dia, keuntungan dari aktivitas ini sebagian disisihkan ke uang kas komunitas. Karena setiap sebulan sekali uang yang terkumpul dibelikan nasi kotak untuk dibagikan kepada para pengemis.

“Ya kami juga aksi sosial sebentar. Ya memang sih kami melakukannya di perempatan jalan. Tapi kan tak pernah lama. Paling cuman dua jam diperempatan itu beraksinya,” jelasnya.

“Memakai cat blom warna silver tak perlu memakan waktu lama. Karena kulit terasa panas. Namun saya menyakini hal itu aman untuk kulit tubuh saya,” katanya.

“Belinya mesan online karena tak dijual bebas. Ini bisa dicuci gampang dibilas pakai sunlight. Aman sih menurut saya karena tak nutup pori-pori kulit karena suka keringatan. Belum pernah kok irirasi kulit juga,” pungaksnya. (Aa Fauzy/IP)

Bagikan dengan :
IMG-20240923-WA0094
IMG-20240923-WA0094
IMG-20240923-WA0094
IMG-20240923-WA0094
previous arrow
next arrow

Tinggalkan Balasan

error: Konten terlindungi. Anda tidak diizinkan untuk menyalin berita infopriangan